Koleksi Baju Renang Tertutup Koleksi Marks and Spencer

Retail busana Marks and Spencer (M&S) baru saja meluncurkan koleksi pakaian renang dgn Model tertutup yg bisa dikenakan oleh seluruh perempuan, termasuk juga perempuan muslim berjilbab.

Pakaian renang bersama nama Burkini tersebut mempunyai Model celana panjang & gaun selutut yg agak longgar, kumplit dgn penutup kepala yg menutup sampai ke bidang leher.

Baju Marks And Spencer - Burkini lantas menuai perdebatan di negeri barat sebab dianggap mengekang kebebasan perempuan. Salah satu orang yg paling vokal menolak burkini merupakan Pierre Berge, co-founders hunian mode Yves Saint Laurent.

"Aku merasa tersinggung. Produsen busana semestinya tidak melaksanakan apapun dgn fashion Islam. Designer seharusnya menciptakan perempuan lebih jelita, berikan mereka kebebasan, bukan berkolaborasi dgn sikap diktator yg mana adalah perihal keji bersama menyembunyikan perempuan & menciptakan mereka menjalani hidup yg tersembunyi," ungkap Berge frontal.

Tapi, tidak sedikit yg menuding jikalau pendapat Berge tersebut yakni pendapat munafik.

Karena, YSL sekian banyak diwaktu dulu meluncurkan koleksi Moroccan (Maroko) sebagai negeri muslim di daerah Afrika Utara.

Koleksi tersebut YSL mengklaim bahwa busanayanya disesuaikan kebudayaan & batas-batas kesopanan Maroko.

Tidak Cuma Berge, adapula yg menyayangkan ketentuan Marks and Spencer meluncurkan Burkini, adalah penulis Muslim, Yasmin Alibhai-Brown

Yasmin menyampaikan bahwa M&S biarpun tidak bermaksud, kepada hasilnya tersebar kefanatikan.

Tetapi, tidak sedikit pun yg memberi dukungan peluncuran Burkini.

Salah satunya, penulis bernama Muslim Remona Aly.

"Aku sungguh tidak bisa menerima pelemahan bagi para perempuan muslim lagi. Satu-satunya orang yg mempunyai kuasa atas badan perempuan merupakan perempuan itu sendiri. Seandainya saya mau membeli Burkini dari M&S, saya dapat sunguh membelinya. Kalau orang lain ingin beli pula itu sedia di toko. Berge berbicara dapat kebebasan. Tetapi, membawa kebebasan utk pilih merupakan permulaan dari perbudakan. Itulah ironi yg hilang daripadanya," jelas Aly.

Penulis muslim yang lain, Nabila Ramdani posting buat Telegraph mengutarakan, beberapa orang lupa apabila tidak hanya perempuan muslim ada serta grup yang lain yg mau masihlah berbusana sopan, biarpun sedang berenang.

Kaum Yahudi Orthodocx, biarawati Katolik, & sebahagian perempuan di dunia, yaitu pihak-pihak yg mau melindungi badan mereka dari eksploitasi.

Tidak Sedikit pun yg bingung apakah memutuskan utk mensupport burkini atau tak, yg tentu berenang yakni hak seluruhnya orang, terlepas dari pilihan busana yg dikenakan dikala berenang.

Perempuan muslim pun berwenang berenang bersama merasa nyaman tidak dengan butuh menyalahi aturan agama yg dijalaninya bersama sukarela.
Description
Review
tokospot